Kamis, 04/04/2019

Fahri Sarankan KPK Gandeng Bawaslu Soal Temuan Amplop Bercap Jempol

Kamis, 04/04/2019

Fahri Hamzah ( Foto: Sriwijayapost)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Fahri Sarankan KPK Gandeng Bawaslu Soal Temuan Amplop Bercap Jempol

Kamis, 04/04/2019

logo

Fahri Hamzah ( Foto: Sriwijayapost)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA --Praktik politik uang jelang Pemilu memang tak bisa dipungkiri. Cara kotor ini digunakan politikus untuk meraup pundi-pundi suara. Kasus yang sedang jadi perhatian publik adalah amplop bercap jempol salah satu kader Golkar yang diungkap KPK, Bowo Sidik Pangarso.

Terkait temuan itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyarankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengusutnya. Amplop bercap jempol itu diduga akan digunakan sebagai serangan fajar.

Bawaslu bisa bekerja sama dalam mengusut perkara politik terkait dugaan politik uang di mana KPK menduga amplop itu untuk serangan fajar. Sementara, KPK bekerja dalam tataran penegakan hukum atas dugaan suap yang bermuara pada amplop-amplop berisi uang dengan total jumlah sekitar Rp 8 miliar. 

"Harusnya KPK bekerja sama dengan bawaslu sekarang itu, karena dugaan itu sangat membuat orang tuh bertanya-tanya," kata Fahri di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (4/4) dilansir republika.co.id

Barang bukti amplop yang disita KPK, Fahri mengatakan, bisa saja menjadi pembuka untuk mengungkap kasus-kasus serangan fajar lainnya. Kasus ini mencakup dugaan politik uang, dan korupsi. 

"Kalau mau di selesaikan, kalau mu di tuntaskan. maka caranya adalah membuat kedisiplinan pengaturan untuk keuangan politik terutama bagi incumbent yang mau recampaign," ujar dia. 

Kasus ini merupakan kasus yang menyangkut BUMN. Fahri pun turut mengkritik sistem pengawasan BUMN saat ini yang lemah. Di samping itu, Fahri meminta KPK lantas memperkendur penyelidikan.

Justru, dengan kasus ini, KPK harus lebih menggali fenomena politik uang tersebut. "Ini politik, ya harus di terusin jangan kemudian keliatan ngerem begitu," ujar dia. (*)


Editor: Muh.Huldi

Fahri Sarankan KPK Gandeng Bawaslu Soal Temuan Amplop Bercap Jempol

Kamis, 04/04/2019

Fahri Hamzah ( Foto: Sriwijayapost)

Berita Terkait


Fahri Sarankan KPK Gandeng Bawaslu Soal Temuan Amplop Bercap Jempol

Fahri Hamzah ( Foto: Sriwijayapost)

KORANKALTIM.COM, JAKARTA --Praktik politik uang jelang Pemilu memang tak bisa dipungkiri. Cara kotor ini digunakan politikus untuk meraup pundi-pundi suara. Kasus yang sedang jadi perhatian publik adalah amplop bercap jempol salah satu kader Golkar yang diungkap KPK, Bowo Sidik Pangarso.

Terkait temuan itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyarankan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengusutnya. Amplop bercap jempol itu diduga akan digunakan sebagai serangan fajar.

Bawaslu bisa bekerja sama dalam mengusut perkara politik terkait dugaan politik uang di mana KPK menduga amplop itu untuk serangan fajar. Sementara, KPK bekerja dalam tataran penegakan hukum atas dugaan suap yang bermuara pada amplop-amplop berisi uang dengan total jumlah sekitar Rp 8 miliar. 

"Harusnya KPK bekerja sama dengan bawaslu sekarang itu, karena dugaan itu sangat membuat orang tuh bertanya-tanya," kata Fahri di Kompleks DPR RI, Jakarta, Kamis (4/4) dilansir republika.co.id

Barang bukti amplop yang disita KPK, Fahri mengatakan, bisa saja menjadi pembuka untuk mengungkap kasus-kasus serangan fajar lainnya. Kasus ini mencakup dugaan politik uang, dan korupsi. 

"Kalau mau di selesaikan, kalau mu di tuntaskan. maka caranya adalah membuat kedisiplinan pengaturan untuk keuangan politik terutama bagi incumbent yang mau recampaign," ujar dia. 

Kasus ini merupakan kasus yang menyangkut BUMN. Fahri pun turut mengkritik sistem pengawasan BUMN saat ini yang lemah. Di samping itu, Fahri meminta KPK lantas memperkendur penyelidikan.

Justru, dengan kasus ini, KPK harus lebih menggali fenomena politik uang tersebut. "Ini politik, ya harus di terusin jangan kemudian keliatan ngerem begitu," ujar dia. (*)


Editor: Muh.Huldi

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.