Jumat, 05/04/2019

Gawat, Peneliti Temukan 540 Juta Akun Facebook Bocor ke Publik

Jumat, 05/04/2019

ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gawat, Peneliti Temukan 540 Juta Akun Facebook Bocor ke Publik

Jumat, 05/04/2019

logo

ilustrasi

KORANKALTIM.COM, Jakarta-- Tingkat keamanan data pengguna Facebook kembali jadi sorotan.

Kali ini, peneliti keamanan siber UpGuard menemukan 540 juta informasi data pengguna Facebook tersimpan di server publik. Data yang disimpan ini ini diekspos dari dua perusahaan pihak ketiga.

Pertama, data pengguna Facebook diketahui berasal dari perusahaan media digital asal Meksiko, Cultura Colectiva dengan lebih dari 540 juta data pengguna. Informasi yang tersimpan termasuk komentar, likes, reaksi, nama akun, dan informasi lain di dalam server Amazon yang bisa diakses siapa saja.

Dikutip dari cnnindonesia.com, Cultura Colectiva mengatakan semua informasi yang dikumpulkan berasal dari interaksi pengguna Facebook dengan aplikasi pihak ketiga. Perusahaan mengatakan informasi serupa juga bisa diakses publik yang menelusuri laman-laman tersebut.

Kumpulan data kedua yakni dari aplikasi At The Pool milik pengembang asal California, AS. Ada 22 ribu informasi sensitif berupa nama, kata sandi, daftar teman, interest, foto keanggotaan grup, alamat surel, serta lokasi check-in pengguna Facebook.

"Data sensitif maupun pribadi, seperti surel atau kata sandi bisa diakses karena kami tidak memiliki akses ke data semacam itu dan bisa membahayakan privasi serta keamanan para pengguna," tulis Cultura Colectiva dalam keterangan resmi.

Tidak diketahui secara pasti berapa lama data tersebut bisa diakses bebas oleh publik. 

Menanggapi hal itu, Facebook mengatakan pihaknya telah mengontak Amazon untuk menghapus data-data tersebut.

"Kebijakan Facebook melarang menyimpan informasi di basis data publik," ungkap juru bicara perusahaan dalam keterangan resmi seperti dilansir Reuters.

"Setelah diberahu tentang masalah ini, kami bekerja sama dengan Amazon untuk menarik database ini. Kami berkomitmen untuk bekerja dengan pengembang di platform kami untuk melindungi data pengguna."

Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini mengklaim pihaknya tidak menemukan adanya bukti penyalahgunaan data-data tersebut. Namun, Facebook memastikan akan melakukan investigasi terkait kasus ini. (*)


Editor: Muh.Huldi

Gawat, Peneliti Temukan 540 Juta Akun Facebook Bocor ke Publik

Jumat, 05/04/2019

ilustrasi

Berita Terkait


Gawat, Peneliti Temukan 540 Juta Akun Facebook Bocor ke Publik

ilustrasi

KORANKALTIM.COM, Jakarta-- Tingkat keamanan data pengguna Facebook kembali jadi sorotan.

Kali ini, peneliti keamanan siber UpGuard menemukan 540 juta informasi data pengguna Facebook tersimpan di server publik. Data yang disimpan ini ini diekspos dari dua perusahaan pihak ketiga.

Pertama, data pengguna Facebook diketahui berasal dari perusahaan media digital asal Meksiko, Cultura Colectiva dengan lebih dari 540 juta data pengguna. Informasi yang tersimpan termasuk komentar, likes, reaksi, nama akun, dan informasi lain di dalam server Amazon yang bisa diakses siapa saja.

Dikutip dari cnnindonesia.com, Cultura Colectiva mengatakan semua informasi yang dikumpulkan berasal dari interaksi pengguna Facebook dengan aplikasi pihak ketiga. Perusahaan mengatakan informasi serupa juga bisa diakses publik yang menelusuri laman-laman tersebut.

Kumpulan data kedua yakni dari aplikasi At The Pool milik pengembang asal California, AS. Ada 22 ribu informasi sensitif berupa nama, kata sandi, daftar teman, interest, foto keanggotaan grup, alamat surel, serta lokasi check-in pengguna Facebook.

"Data sensitif maupun pribadi, seperti surel atau kata sandi bisa diakses karena kami tidak memiliki akses ke data semacam itu dan bisa membahayakan privasi serta keamanan para pengguna," tulis Cultura Colectiva dalam keterangan resmi.

Tidak diketahui secara pasti berapa lama data tersebut bisa diakses bebas oleh publik. 

Menanggapi hal itu, Facebook mengatakan pihaknya telah mengontak Amazon untuk menghapus data-data tersebut.

"Kebijakan Facebook melarang menyimpan informasi di basis data publik," ungkap juru bicara perusahaan dalam keterangan resmi seperti dilansir Reuters.

"Setelah diberahu tentang masalah ini, kami bekerja sama dengan Amazon untuk menarik database ini. Kami berkomitmen untuk bekerja dengan pengembang di platform kami untuk melindungi data pengguna."

Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini mengklaim pihaknya tidak menemukan adanya bukti penyalahgunaan data-data tersebut. Namun, Facebook memastikan akan melakukan investigasi terkait kasus ini. (*)


Editor: Muh.Huldi

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.