Senin, 02/09/2019

IPB Datangkan Pakar Transmigrasi Jepang, Kaji Pemindahan Ibu Kota

Senin, 02/09/2019

Ilustrasi pemindahan ibu kota

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

IPB Datangkan Pakar Transmigrasi Jepang, Kaji Pemindahan Ibu Kota

Senin, 02/09/2019

logo

Ilustrasi pemindahan ibu kota

KORANKALTIM.COM, BOGOR –Kebijakan pemerintah untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan mendorong Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB untuk mengkajinya. 

Kajian tersebut digelar dalam Jabodetabek Study Forum di Aula Ahmad Baehaqie, P4W LPPM IPB Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/8). Forum tersebut menghadirkan Prof Jane Singer dari Jepang yang merupakan pakar transmigrasi.

Kepala P4W, Dr Ir Ernan Rustiadi mengatakan, kegiatan pemindahan ibu kota perlu dikaji secara mendalam. Ia menilai kajian pemindahan ibu kota tersebut harus mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan.

“Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk berdiskusi mengenai kegiatan transmigrasi di Indonesia, terlebih dengan adanya rencana pemerintah pusat yang ingin memindahkan ibu kota ke Kalimantan. Pemerintah seharusnya bisa belajar dari pengalaman transmigrasi besar-besaran pada tahun 1990-an,” ungkapnya dikutip dari Republika.co.id, Jumat (30/8).

Dalam paparannya, Prof  Jane Singer  menyampaikan kegiatan transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah harus memperhatikan banyak aspek diantaranya adalah aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan lingkungan. 

“Kegiatan transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah harus mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan. Terkait transmigrasi ini, ada pendekatan baru yang harus dikaji yaitu pendekatan terhadap kerusakan lingkungan akibat kegiatan transmigrasi ini,” ungkap Jane.

Ia mengungkapkan, kajian terhadap kerusakan lingkungan ini harus dilakukan secara mendalam karena dampak yang diberikan berupa dampak jangka panjang. Terkait sosial budaya, Jane berpesan supaya kegiatan transmigrasi jangan sampai menggusur budaya dan tradisi lokal setempat.

“Akan lebih baik apabila transmigran dapat bersinergi dengan penduduk lokal sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh kedua belah pihak,” tuturnya.

Pada kesempatan ini,  Jane memberikan contoh kegiatan transmigrasi besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1990-an karena proyek pembuatan waduk. Dengan adanya kegiatan transmigrasi tersebut, ia berpesan supaya pemerintah dapat mengevaluasinya sehingga kekurangan maupun dampak negatif yang terjadi tidak terulang kembali setelah ibu kota dipindahkan.(*)

IPB Datangkan Pakar Transmigrasi Jepang, Kaji Pemindahan Ibu Kota

Senin, 02/09/2019

Ilustrasi pemindahan ibu kota

Berita Terkait


IPB Datangkan Pakar Transmigrasi Jepang, Kaji Pemindahan Ibu Kota

Ilustrasi pemindahan ibu kota

KORANKALTIM.COM, BOGOR –Kebijakan pemerintah untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan mendorong Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB untuk mengkajinya. 

Kajian tersebut digelar dalam Jabodetabek Study Forum di Aula Ahmad Baehaqie, P4W LPPM IPB Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/8). Forum tersebut menghadirkan Prof Jane Singer dari Jepang yang merupakan pakar transmigrasi.

Kepala P4W, Dr Ir Ernan Rustiadi mengatakan, kegiatan pemindahan ibu kota perlu dikaji secara mendalam. Ia menilai kajian pemindahan ibu kota tersebut harus mencakup aspek sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan.

“Ini merupakan kesempatan yang bagus untuk berdiskusi mengenai kegiatan transmigrasi di Indonesia, terlebih dengan adanya rencana pemerintah pusat yang ingin memindahkan ibu kota ke Kalimantan. Pemerintah seharusnya bisa belajar dari pengalaman transmigrasi besar-besaran pada tahun 1990-an,” ungkapnya dikutip dari Republika.co.id, Jumat (30/8).

Dalam paparannya, Prof  Jane Singer  menyampaikan kegiatan transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah harus memperhatikan banyak aspek diantaranya adalah aspek sosial, ekonomi, budaya, politik, dan lingkungan. 

“Kegiatan transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah harus mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan. Terkait transmigrasi ini, ada pendekatan baru yang harus dikaji yaitu pendekatan terhadap kerusakan lingkungan akibat kegiatan transmigrasi ini,” ungkap Jane.

Ia mengungkapkan, kajian terhadap kerusakan lingkungan ini harus dilakukan secara mendalam karena dampak yang diberikan berupa dampak jangka panjang. Terkait sosial budaya, Jane berpesan supaya kegiatan transmigrasi jangan sampai menggusur budaya dan tradisi lokal setempat.

“Akan lebih baik apabila transmigran dapat bersinergi dengan penduduk lokal sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh kedua belah pihak,” tuturnya.

Pada kesempatan ini,  Jane memberikan contoh kegiatan transmigrasi besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1990-an karena proyek pembuatan waduk. Dengan adanya kegiatan transmigrasi tersebut, ia berpesan supaya pemerintah dapat mengevaluasinya sehingga kekurangan maupun dampak negatif yang terjadi tidak terulang kembali setelah ibu kota dipindahkan.(*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.