Senin, 27/04/2020

Studi Terbaru, Virus Corona Bisa Ganggu Sistem Saraf

Senin, 27/04/2020

Ilustrasi ( Foto: Freepik)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Studi Terbaru, Virus Corona Bisa Ganggu Sistem Saraf

Senin, 27/04/2020

logo

Ilustrasi ( Foto: Freepik)

KORANKALTIM.COM-- Kasus positif Covid-19 di berbagai belahan dunia terus bertambah. Di saat yang sama, bermunculan laporan-laporan dan perkembangan penyakit baru yang diakibatkan virus corona jenis SARS-CoV-2 ini.

Pemahaman awal, Covid-19 menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan terutama organ paru. Namun beberapa laporan menyebutkan, virus SARS-CoV-2 juga menyerang beberapa organ vital lainnya seperti jantung dan ginjal.

Laporan terbaru, Covid-19 juga menimbulkan gangguan saraf. Studi membuktikan lebih dari sepertiga pasien mengalami hal ini.

Studi tersebut menyebutkan, pasien Covid-19 menderita apa yang disebut sebagai Guillain-Barre Syndrome. Ini adalah kondisi kelainan saraf di mana sistem imun merespon infeksi dan berakhir dengan menyerang sel-sel saraf.

Kondisi ini menyebabkan lemah otot dan paralysis.

Dilansir kompas.com mengutip Science Alert, Senin (27/4/2020), studi lainnya menyebutkan beberapa pasien Covid-19 dalam kondisi parah mengalami encephalitis (inflamasi pada otak) juga stroke.

Studi yang dilakukan secara lebih besar di China dan Perancis juga menyebutkan prevalensi pasien Covid-19 yang mengalami gangguan saraf cukup tinggi, yaitu 36 persen.

Kebanyakan, gejala yang timbul akibat gangguan saraf ini cukup ringan. Mulai dari sakit kepala dan pusing, yang diakibatkan oleh respon sistem imun.

Namun pada gejala yang lebih parah, pasien bisa mengalami kehilangan kemampuan mengendus atau mengecap, lemah otot, stroke, dan halusinasi.

Sekitar 48 hingga 84 persen pasien positif Covid-19 dengan kondisi parah mengalami gangguan saraf seperti ini.

Menembus blood-brain barrier

Para peneliti menyebutkan, virus SARS-CoV-2 mungkin menyebabkan gangguan saraf dengan cara menyerang langsung otak akibat respon sistem imun terhadap infeksi.

Hasil otopsi dari beberapa pasien, virus tersebut ditemukan pada bagian otak. Para dokter memperkirakan infeksi dari olfactory neurons pada hidung menyebabkan menyebarnya virus tersebut dari paru menuju otak.

Apalagi, sel-sel pada otak manusia memiliki ACE2 yang menjadi reseptor bagi virus SARS-CoV-2. Reseptor ini menjadi perantara bagi virus tersebut untuk masuk dan berkembangbiak dalam tubuh manusia.

Ketika virus tersebut sudah mencapai otak, replikasinya akan menimbulkan gangguan saraf.

SARS-CoV-2 bukanlah satu-satunya virus yang juga menginfeksi otak. Influenza, campak, dan virus yang berkaitan dengan saluran pernapasan juga bisa menginfeksi bagian saraf pusat pada otak.

Virus corona lainnya seperti HCoV-OC43 juga terbukti bisa menginfeksi otak dan menimbulkan gangguan saraf. Virus musiman tersebut bisa menyebabkan encephalitis.

Kemudian, virus MERS dan SARS tahun 2003 juga terbukti menyebabkan gangguan saraf. (*)

Studi Terbaru, Virus Corona Bisa Ganggu Sistem Saraf

Senin, 27/04/2020

Ilustrasi ( Foto: Freepik)

Berita Terkait


Studi Terbaru, Virus Corona Bisa Ganggu Sistem Saraf

Ilustrasi ( Foto: Freepik)

KORANKALTIM.COM-- Kasus positif Covid-19 di berbagai belahan dunia terus bertambah. Di saat yang sama, bermunculan laporan-laporan dan perkembangan penyakit baru yang diakibatkan virus corona jenis SARS-CoV-2 ini.

Pemahaman awal, Covid-19 menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan terutama organ paru. Namun beberapa laporan menyebutkan, virus SARS-CoV-2 juga menyerang beberapa organ vital lainnya seperti jantung dan ginjal.

Laporan terbaru, Covid-19 juga menimbulkan gangguan saraf. Studi membuktikan lebih dari sepertiga pasien mengalami hal ini.

Studi tersebut menyebutkan, pasien Covid-19 menderita apa yang disebut sebagai Guillain-Barre Syndrome. Ini adalah kondisi kelainan saraf di mana sistem imun merespon infeksi dan berakhir dengan menyerang sel-sel saraf.

Kondisi ini menyebabkan lemah otot dan paralysis.

Dilansir kompas.com mengutip Science Alert, Senin (27/4/2020), studi lainnya menyebutkan beberapa pasien Covid-19 dalam kondisi parah mengalami encephalitis (inflamasi pada otak) juga stroke.

Studi yang dilakukan secara lebih besar di China dan Perancis juga menyebutkan prevalensi pasien Covid-19 yang mengalami gangguan saraf cukup tinggi, yaitu 36 persen.

Kebanyakan, gejala yang timbul akibat gangguan saraf ini cukup ringan. Mulai dari sakit kepala dan pusing, yang diakibatkan oleh respon sistem imun.

Namun pada gejala yang lebih parah, pasien bisa mengalami kehilangan kemampuan mengendus atau mengecap, lemah otot, stroke, dan halusinasi.

Sekitar 48 hingga 84 persen pasien positif Covid-19 dengan kondisi parah mengalami gangguan saraf seperti ini.

Menembus blood-brain barrier

Para peneliti menyebutkan, virus SARS-CoV-2 mungkin menyebabkan gangguan saraf dengan cara menyerang langsung otak akibat respon sistem imun terhadap infeksi.

Hasil otopsi dari beberapa pasien, virus tersebut ditemukan pada bagian otak. Para dokter memperkirakan infeksi dari olfactory neurons pada hidung menyebabkan menyebarnya virus tersebut dari paru menuju otak.

Apalagi, sel-sel pada otak manusia memiliki ACE2 yang menjadi reseptor bagi virus SARS-CoV-2. Reseptor ini menjadi perantara bagi virus tersebut untuk masuk dan berkembangbiak dalam tubuh manusia.

Ketika virus tersebut sudah mencapai otak, replikasinya akan menimbulkan gangguan saraf.

SARS-CoV-2 bukanlah satu-satunya virus yang juga menginfeksi otak. Influenza, campak, dan virus yang berkaitan dengan saluran pernapasan juga bisa menginfeksi bagian saraf pusat pada otak.

Virus corona lainnya seperti HCoV-OC43 juga terbukti bisa menginfeksi otak dan menimbulkan gangguan saraf. Virus musiman tersebut bisa menyebabkan encephalitis.

Kemudian, virus MERS dan SARS tahun 2003 juga terbukti menyebabkan gangguan saraf. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.