Minggu, 01/09/2019

Nonton Video Porno Online Bikin Polusi Udara, Kok Bisa?

Minggu, 01/09/2019

Ilustrasi

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Nonton Video Porno Online Bikin Polusi Udara, Kok Bisa?

Minggu, 01/09/2019

logo

Ilustrasi

KORANKALTIM.COM - Tak hanya menanam pohon atau diet plastik untuk menyelamatkan bumi dari polusi. Ada cara lain, yakni mengurangi menonton video streaming. Termasuk video porno di internet.

Menguranginya bisa jadi sangat sulit. Pasalnya, menonton video secara daring melalui aplikasi streaming sudah menjadi gaya hidup generasi masa kini.

Akan tetapi apa hubungannya antara video online dengan polusi?

Laporan yang dikutip dari Canada's National Observer mengungkapkan dua tahun terakhir konsumsi video daring kian melonjak. Hal ini menciptakan 300 juta ton emisi karbon (MtCO2) ke udara.

Bahkan video porno menjadi penyebab emisi karbon sebesar 27 persen yang menghasilkan lebih dari 80 MtCO2 pada 2018. Sementara emisi gas rumah kaca lainnya berasal dari video Netflix dan Amazon Prime sebesar 100 MtCO2. 

Penelitian yang dilakukan oleh The Shift Project, menyerukan pengguna untuk lebih bijaksana dalam mengonsumsi teknologi digital.

"Kita terkendala oleh krisis iklim di planet ini. Konten video pornografi memungkinkan membatasi bandwidth dan penggunaan Netflix membatasi akses ke Wikipedia," katanya dalam laporan yang dikutip CNNIndonesia.Com, Minggu (1/9/2019).

Dengan begitu, diharapkan emisi karbon global dapat berkurang sebesar 20 persen di tahun 2030.

Youtube, platform streaming film, dan video lainnya yang disebar di media sosial menjadi penyumbang emisi karbon sebesar 60 persen. Sedangkan FaceTime, Skype, dan streaming TV menyumbang 20 persen.

Menurut Cisco, lalu lintas data saat ini meningkat lebih dari 25 persen per tahun. The Shift Project pun memperingatkan bahwa dalam lintasan tersebut, teknologi digital bis menyumbang emisi tujuh persen dari emisi global pada 2025. Jumlah ini sama dengan kontribusi emisi mobil saat ini.

The Shift Project mengembangkan Carbonalyser pada peramban Firefox. Hal ini berguna untuk memungkinkan para pengguna melihat berapa banyak listrik yang telah dikonsumsi serta gas rumah kaca yang mereka pancarkan saat menjelajahi internet.

Dikutip dari situs berita Jerman, Deutsche Welle, walaupun telah ada upaya untuk mengembangkannya melalui peramban, sejauh ini pemerintah dan lembaga internasional tidak melakukan upaya untuk membawa perubahan. (*)

Nonton Video Porno Online Bikin Polusi Udara, Kok Bisa?

Minggu, 01/09/2019

Ilustrasi

Berita Terkait


Nonton Video Porno Online Bikin Polusi Udara, Kok Bisa?

Ilustrasi

KORANKALTIM.COM - Tak hanya menanam pohon atau diet plastik untuk menyelamatkan bumi dari polusi. Ada cara lain, yakni mengurangi menonton video streaming. Termasuk video porno di internet.

Menguranginya bisa jadi sangat sulit. Pasalnya, menonton video secara daring melalui aplikasi streaming sudah menjadi gaya hidup generasi masa kini.

Akan tetapi apa hubungannya antara video online dengan polusi?

Laporan yang dikutip dari Canada's National Observer mengungkapkan dua tahun terakhir konsumsi video daring kian melonjak. Hal ini menciptakan 300 juta ton emisi karbon (MtCO2) ke udara.

Bahkan video porno menjadi penyebab emisi karbon sebesar 27 persen yang menghasilkan lebih dari 80 MtCO2 pada 2018. Sementara emisi gas rumah kaca lainnya berasal dari video Netflix dan Amazon Prime sebesar 100 MtCO2. 

Penelitian yang dilakukan oleh The Shift Project, menyerukan pengguna untuk lebih bijaksana dalam mengonsumsi teknologi digital.

"Kita terkendala oleh krisis iklim di planet ini. Konten video pornografi memungkinkan membatasi bandwidth dan penggunaan Netflix membatasi akses ke Wikipedia," katanya dalam laporan yang dikutip CNNIndonesia.Com, Minggu (1/9/2019).

Dengan begitu, diharapkan emisi karbon global dapat berkurang sebesar 20 persen di tahun 2030.

Youtube, platform streaming film, dan video lainnya yang disebar di media sosial menjadi penyumbang emisi karbon sebesar 60 persen. Sedangkan FaceTime, Skype, dan streaming TV menyumbang 20 persen.

Menurut Cisco, lalu lintas data saat ini meningkat lebih dari 25 persen per tahun. The Shift Project pun memperingatkan bahwa dalam lintasan tersebut, teknologi digital bis menyumbang emisi tujuh persen dari emisi global pada 2025. Jumlah ini sama dengan kontribusi emisi mobil saat ini.

The Shift Project mengembangkan Carbonalyser pada peramban Firefox. Hal ini berguna untuk memungkinkan para pengguna melihat berapa banyak listrik yang telah dikonsumsi serta gas rumah kaca yang mereka pancarkan saat menjelajahi internet.

Dikutip dari situs berita Jerman, Deutsche Welle, walaupun telah ada upaya untuk mengembangkannya melalui peramban, sejauh ini pemerintah dan lembaga internasional tidak melakukan upaya untuk membawa perubahan. (*)

 

Berita Terkait

ASN yang Bekerja di IKN Bakal Diseleksi Ketat

Guru Agama Dipastikan Dapat THR, Kemenag Sudah Distribusikan Anggaran ke Satker

Tradisi Muslim Cham yang Tak Puasa Ramadan dan Salat Lima Waktu Ternyata karena Ini

Tiap Jumat, Murid SD di PPU Ikuti FEF untuk Budayakan Bahasa Inggris dan Tingkatkan SDM Menyambut IKN

Andi Setiadi, Wartawan Setia Kejujuran Berpulang

Warga Desa Binuang Sempat Dengar Suara Dentuman di Hutan Rimba Gunung Batuarit Sebelum Pesawat Hilang

Penerapan KRIS Gantikan Sistem Kelas BPJS Kesehatan Tinggal Tunggu Waktu, Menkes: Kami Harapkan Bulan Ini

BPJS Kesehatan Syarat SKCK Sudah Berlaku di Enam Polda, Termasuk di Kaltim?

Tunjangan Beras PNS Ternyata Segini Besarannya per Bulan

Bakal Didampingi Prabowo, Presiden Jokowi ke Kaltim Besok Resmikan Proyek di Samarinda dan Bontang juga Datangi IKN

Presiden Jokowi Hari Kamis Lusa ke Samarinda dan Bontang, Resmikan Terminal dan Pabrik Bahan Peledak

Malam Ini Nisfu Sya’ban, Ini Amalan-Amalan yang Umat Muslim Sebaiknya Lakukan

Terbanyak Berasal dari Sulawesi Selatan, Malaysia Deportasi 292 PMI Lewat Pelabuhan Tunon Taka Nunukan

SMSI Apresiasi Komitmen Jajarannya Jaga Independensi dan Kedamaian Pemilu 2024

Iuran BPJS Kesehatan Berpotensi Naik pada Juli 2025, Begini Tanggapan Presiden Jokowi

Tahun 2024, Kemarau di Indonesia Tak Sekering 2023, Masyarakat Diminta Waspada Waspada Karhutla

Tahun Ini, BPDAS-MB Sudah Distribusikan Lima Juta Bibit Pohon, Terbanyak di IKN

Abu Vulkanik Tebal Keluar dari Gunung Dukono di Pulau Halmahera Pagi Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.